Mengingat tentang seribu ular beludak
yang diam tak bergerak
berbaring di sisiku
yang bermimpi tentang hilangnya sang waktu
tidurku nyenyak
walaupun seribu ular di sisiku ak tetap terlelap
hening
bagaikan daun yang tenang ditiup semilir angin malam
seribu ular mencoba menggigit
memecahkan saluran darahku
menyuntikkan ribuan racun mereka yang sempat mematikanku
tapi aku tetap hidup
walau hanya hidup di sela dengkuranku
entah mimpi tentang perang
entah mimpi tentang adanya percintaan
entah mimpi tentang berlayar membelah laut kehidupan
mimpi itu membuatku kebal terhadap semua hal
Tidur aku terlelap
di sela-sela kumpulan ular beludak
di sela-sela sepi
di sela-sela waktu
yang akan membawaku mengalir mengarungi tidur panjangku
No comments:
Post a Comment